Mengenal Dia

Terkadang di dalam hidup, manusia bisa menjadi begitu sombong akan kekuatannya. Sampai suatu saat ada kondisi dimana diri sendiri dipaksa untuk mengakui bahwa banyak kelemahan badani dan membutuhkan dorongan spiritual yang berada jauh di luar nalar untuk menguatkan dan meneguhkan tubuh, pikiran, hati dan iman yang telah rapuh. Ada satu hal di dalam setiap hati seseorang yang tidak dapat diisi selain oleh Sang Pencipta itu sendiri, yaitu Yesus Kristus.

Setiap dari kita pasti pernah mengalami yang namanya kebetulan. Ketika berjalan di tepi-tepi jalan entah mengapa kebetulan kita menemukan uang dan entah mengapa kebetulan juga kita sedang membutuhkannya. Atau banyak cerita lain yang membuat kita bertanya dan berkata secara spontan bahwa "beruntung sekali" atau "kebetulan sekali"

Tetapi saat ini saya percaya tidak ada yang namanya kebetulan belaka. Semua hal sudah dirancang dan alangkah lebih baik ketika saya menyebutnya dengan berkat. Yang sebenarnya bukan serta merta turun secara random tetapi dipersiapkan secara khusus bagi orang-orang yang tepat. Dan saya percaya ada pribadi yang memberikan berkat ini, Dialah Kristus, Dialah yang memberikan apa yang tak pernah kita lihat, yang tak pernah kita dengar, bahkan tak pernah timbul dalam hati.

Ketika berpikir semuanya adalah kebetulan belaka, apakah mungkin hal-hal yang diciptakan manusia secara kompleks dan rumit dibuat secara kebetulan. Apakah kebetulan menghasilkan pesawat terbang yang telah dicetuskan oleh Wright bersaudara? Apakah kebetulan menghasilkan bola lampu pijar yang telah dicetuskan oleh Thomas Alva Edison? Dan lain sebagainya...Dan apakah kehidupan manusia tidak lebih baik dari pesawat dan daripada bola lampu pijar? Ketika menyadari bahwa manusia jauh lebih spesial daripada semua barang di dunia. Apakah yang terjadi pada diri manusia semuanya adalah sebuah kebetulan belaka?

Karena itu masihkah kita berani hidup sendiri mengandalkan kekuatan sendiri, ketika mengetahui bahwa Allah telah menciptakan kita dan pemilik hidup kita? Kita hanya manajer yang mengelola hidup yang diberikan oleh gembala kita Yesus Kristus. Mengandalkan Tuhan dan bukan hanya mengandalkan diri sendiri tidak dimaknai dengan keegoisan yang berkata bahwa segala sesuatu ditunggu dan tidak melakukan apa-apa, hanya menunggu segala sesuatu turun dari langit.

Dalam Yeremia 17:7-8, Firman Tuhan berkata, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” Kita seperti pohon yang tidak hanya berdoa meminta matahari datang untuk menyinari, tetapi juga menyiapkan diri, sehingga kita dapat bertumbuh saat matahari atau harapan itu datang.

Seperti yang saya alami hari ini. Sulit rasanya membayangkan ketika uang kos seorang mahasiswa sedang jatuh tempo dan keadaan keuangan kita sedang tidak bersahabat. Itu adalah sebuah cerita horor bagi sebagian anak kos! hahahaha.. Dengan kekurangan yang ada saya tetap berusaha dan bekerja, tetapi pada saat akhir saya hanya bisa berlutut dan berdoa mengandalkan Tuhan untuk segala usaha saya dan beriman bahwa Tuhan pasti mencukupkan. Dan pada waktunya, Tuhan tidak pernah mengecewakan. Tepat waktu jatuh tempo pembayaran uang kos, tepatnya hari ini Tuhan menggenapi uang saya sehingga tidak ada kekurangan dalam pembayaran, bahkan Tuhan berikan kelebihan yang sebelumnya tidak pernah saya pikirkan.

Marilah kita belajar mengandalkan Tuhan dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Bukan berarti bersikap manja dan hanya berharap tanpa berbuat. Dunia saja mengajarkan pepatah "hemat pangkal kaya" yang mungkin bisa dijelaskan bahwa untuk mau jadi kaya saja kita butuh berusaha, minimal dengan cara berhemat! hahahaha.. Firman Tuhan pun mengajarkan hal yang sama, Yesus pun memberi teladan untuk selalu bekerja. Dia tidak pernah diam, Dia selalu berjalan dan berkeliling untuk mengajar dan menginjil, Dia tetap berdoa untuk hal-hal besar ataupun kecil. Terlebih kita yang terbatas, andalkanlah Tuhan yang tak terbatas dan hidup kita tak akan sama lagi.


Surabaya, 11 September 2014
Pk 00.02

No comments:

Post a Comment