Tahu atau Kenal??

Mengenal Tuhan adalah hal yang sebenarnya sering kita dengar, tetapi terlebih banyak kita sederhanakan karena terlalu seringnya kita mendengar hal tersebut. Mengenal Tuhan sangat jauh dan sama sekali berbeda dengan hanya mengetahui Tuhan. Terkadang hari-hari ini kita sebagai orang percaya hanya puas dan cukup saat mengetahui Tuhan. Dan itulah mengapa masih saja banyak anak-anak Tuhan yang tidak bisa bertahan menghadapi hidup di dunia ini. Tidak sedikit anak Tuhan yang hidupnya jauh dari kata baik.

Pada 2 Timotius, lewat Paulus Tuhan mengingatkan kita tentang mengenal Dia dan bukan hanya mengetahui-Nya. Pada ayat ke 12 berkata, "Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan." Paulus yang seperti kita tahu adalah hamba Tuhan yang hidupnya diubah luar biasa menuliskan surat ini kepada Timotius yang adalah rekan pelayanannya yang masih muda untuk tetap bertekun dan bertahan menghadapi dunia. Paulus saat menuliskan surat ini kira-kira pada abad 50an Masehi kemungkinan besar berada dalam tekanan, yaitu Paulus berada dalam masa pemerintahan kaisar Nero yang kejam dan mungkin saat itu keadaannya sedang dipenjara dalam tempat yang sangat tidak nyaman. Tetapi dari surat yang boleh kita baca tersebut, kita dapat melihat sukacita yang begitu luar biasa dari seorang Paulus dan bahkan dia sempat memberikan nasehat pada rekannya Timotius padahal Paulus saat itu tengah dipenjara. Sukacita yang begitu dalam yang Paulus sampaikan bukan tanpa sebab, hal itu hanya dikarenakan dia melekat pada pokok anggur yang benar, melekat pada Sang Pencipta Yesus Kristus. Bukan hanya tau tetapi mengenal-Nya.

Mengenal Tuhan tidak bisa dibangun dalam hubungan semalam, seperti saat kita ingin menjalin relasi dengan teman-teman kita. Teman-teman kita saja butuh waktu untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain, apalagi Tuhan kita. Tuhan tidak ingin sebuah religi semata-mata, tetapi Dia ingin sebuah relasi. Bukannya Tuhan tidak tahu apa yang kita mau, tetapi Dia ingin mendengar kita berbicara kepada-Nya dan berrelasi dengan-Nya, karena Tuhan adalah Tuhan yang hidup. Tuhan bukan "sesuatu" tetapi Dia adalah "Pribadi" yang perlu dikenal sehingga kita tahu rahasia ilahi untuk kekekalan di akhir nanti hingga pada hari Tuhan, seperti yang Paulus katakan.

Allah bukannya tidak pernah memanggil kita, tetapi mungkin kitalah yang tidak mau menoleh. Tuhan seringkali taruh panggilan itu dalam setiap hati kita tanpa kita sadari. Dia Allah dan Dia maha besar, tetapi Tuhan masih mau untuk ditemui dan "direpoti" oleh kita. Sebenarnya menjamah sehelai benang kasut-Nya pun kita tidak layak apalagi menemui-Nya. Kabar gembira untuk kita saat ini adalah bahwa Yesus telah dikorbankan bagi dosa kita dan Dia dengan rela membiarkan kita untuk menemui-Nya untuk masuk ke Ruang Maha Suci, walaupun kita sama sekali tidak layak berada di dalam-Nya.

Pengenalan akan Tuhan membuat kita semakin memahami banyak hal yang bahkan tidak kita kira dan tidak kita bayangkan. Kekuasaan-Nya tidak bisa kita bayangkan dengan akal manusia. Dan semakin mengenal-Nya bukan semakin hidup kita menderita walaupun akan banyak hambatan-rintangan melanda, tetapi semakin hidup kita dimaknai oleh sukacita terbesar yang tak akan lekang dimakan zaman.


Surabaya, 9 September 2014
Pk 11.09 WIB

No comments:

Post a Comment